Ungkapan 'hal yang baik pasti ada ujungnya' berlaku pula di dunia sepakbola. Striker maut asal Kamerun, Samuel Eto'o akhirnya menutup kisah manis bersama Inter setelah memutuskan bergabung ke tim kaya raya Rusia, Anzhi Makhachkala.
Bagi I Nerazzurri, sosok penyerang berusia 30 tahun itu bukan sebagai mesin gol saja, lebih dari itu, Eto'o adalah garansi juara. Enam titel disandang La Beneamata dan Eto'o menasbihkan diri sebagai legenda di kota mode itu.
Bersama Inter, Eto'o sukses meningkatkan reputasi sebagai salah satu striker paling mengerikan di era sepakbola masa kini. Kepindahannya ke Rusia pun hanya berdasar pada keinginan presiden Massimo Moratti yang menyesuaikan klub dengan aturan Finansial Fair Play yang akan diterapkan. Untuk lebih mudahnya, Eto'o pergi tanpa meninggalkan hutang sama sekali.
Inilah 10 momen terindah pemegang status Pemain Terbaik Afrika itu bersama Nerazzurri yang dikutip dari goal.com.
Hadir Ke Giuseppe Meazza Dari Barcelona
Kedatangan Eto'o ke Giuseppe Meazza adalah salah satu peristiwa transfer yang menggemparkan dalam sejarah sepakbola. Pada musim panas 2010, Inter dan Barcelona merampungkan kesepakatan pertukaran yang melibatkan dua pemain top dunia Eto'o dan Zlatan Ibrahimovic.
Aksi menawan striker jangkung Swedia itu bersama Il Biscione membuat klub raksasa Spanyol dan Eropa itu kepincut hingga rela berpisah dengan Eto'o (bernilai sekitar 20 juta euro) plus mengeluarkan dana segar sekitar 46 juta euro. Transfer ini sempat dinilai aneh, tetapi sejarah pada akhirnya membuktikan Inter lebih diuntungkan. Massimo Moratti pun mengeluarkan komentar, "Pada awalnya saya tidak yakin jika kedatangan Eto'o adalah keputusan bisnis terbaik yang pernah saya lakukan, tetapi sekarang saya percaya keputusan tepat telah ditempuh, Eto'o fantastis!"
Menyingkirkan Chelsea Dari Liga Champions
Percaya atau tidak, Eto'o pernah mengalami masa kering gol di musim pertamanya bersama Inter. Situasi ini terjadi karena Diego Milito tampil begitu istimewa hingga Eto'o hanya kebagian peran sebagai pemain pendukung ketimbang striker murni.
Akan tetapi, penampilan berkelas Eto'o di Stamford Bridge di ajang Liga Champions 2009/2010 dengan menyempurnakan sodoran Wesley Sneijder di babak kedua menjadi salah satu momen yang tidak akan pernah dilupakan, setidaknya oleh loyalis La Beneamata. Aksi mematikan tersebut memastikan laju Inter ke babak delapan besar kompetisi paling elit di Eropa.
Bermain Tanpa Kenal Lelah Melawan Barcelona
Kontribusi besar diberikan Eto'o saat Inter menghabisi Barcelona 3-1 di leg pertama semi final Liga Champions 2009/2010. Kinerja maksimal tak mengenal lelah itupun dia perlihatkan lagi pada laga leg kedua di Camp Nou.
Thiago Motta diusir keluar lapangan oleh wasit hingga memaksa Inter bermain dengan 10 pemain. Pada situasi genting tersebut, Eto'o yang dipaksa beroperasi sebagai bek sayap sekaligus membantu kinerja lini tengah, bekerja dengan totalitas tinggi. Dia berhasil menghalau serangan membabi-buta sang juara bertahan hingga mengantarkan timnya mencapai partai puncak Liga Champions berhadapan dengan Bayern Munchen.
Treble Winner Dua Tahun Beruntun
Bersama Inter, Eto'o mengklaim gelar Liga Champions ketiga sepanjang karirnya dengan mengalahkan Bayern Munchen 2-0 pada bulan Mei 2010 di Santiago Bernabeu.
Eto'o memang gagal mencatatkan diri sebagai pemain yang selalu mencetak gol di final Liga Champions, akan tetapi dia sanggup mengulang kesuksesan menyabet tiga gelar dalam satu musim yang diperoleh satu tahun sebelumnya bersama Barcelona.
Dua Gol di Final SuperCoppa Italiana
Kiprah Rafael Benitez bersama Inter memang tidak berbuah manis, tetapi aksi Eto'o jelang musim bergulir sangat menentukan kiprah Inter selanjutnya.
Mental juara Il Biscione benar-benar diuji AS Roma dalam ajang SuperCoppa Italiana 2010. Stadion sebesar Giuseppe Meazza sempat hening ketika Inter tertinggal 1-0 terlebih dahulu. Namun sepasang gol yang diciptakan Eto'o di babak kedua berhasil menyempurnakan gol jarak dekat Goran Pandev yang menyamakan kedudukan. Lagi-lagi, loyalis Inter mabuk kemenangan.
Hattrick Ke Gawang Werder Bremen
Salah satu penampilan dominan Inter di Liga Champions 2010/2011 muncul ketika mereka menghancurkan Werder Bremen 4-0 di fase grup. Tidak bisa dipungkiri, pertandingan tersebut milik Eto'o.
Tim Bundesliga Jerman itu tidak bisa menjawab kecepatan, trik dan penyelesaian sempurna Eto'o yang akhirnya menyumbang tiga gol plus satu assist bagi Wesley Sneijder. Tiga gol yang ditorehkan seakan menjadi bukti nyata jika naluri dan kebuasan Eto'o di kotak penalti lawan sama sekali tidak mengalami penurunan.
Juara Dunia Antar Klub
Menjadi raja di Eropa sama sekali tidak cukup bagi Inter. Untuk kali pertama kalinya I Nerazzurri berkiprah di Piala Dunia Antar Klub 2010 yang digelar di Uni Emirat Arab, dan lagi-lagi Eto'o menjadi kunci kesuksesan Inter.
Menghadapi perwakilan Afrika TP Mazembe di partai puncak, Eto'o menjadi otak di balik gol pembuka yang diciptakan Goran Pandev. Eto'o kemudian menyempurnakan penampilan dengan mencatatkan namanya di papan skor dan pada akhirnya Inter mengakhiri pertandingan dengan skor telak 3-0.
Memberi Pelajaran Pada Bologna
Kehadiran Leonardo di bench meningkatkan daya gedor Inter. Tak ayal, kesuburan Eto'o pun langsung meningkat.
Inter menghancurkan Bologna 4-1 di bulan Januari 2011. Mantan striker Barcelona itu menari di sepanjang pertandingan dengan menghadirkan sepasang gol dan sebuah assist bagi Dejan Stankovic. Gol perdana Eto'o tercipta begitu sempurna melalui kerja sama apik satu-dua bersama Milito. Gol kedua pemain Kamerun itu tercipta dari eksekusi bola mati textbook yang mematikan.
Aksi Memukau di Allianz Arena
Petualangan Inter mempertahankan gelar Liga Champions jauh dari memuaskan, tetapi sentuhan Eto'o tetap saja bisa melahirkan sihir tepatnya ketika menghadapi Bayern Munchen di babak 16 besar Liga Champions 2010/2011 di Allianz Arena.
Tertinggal 1-0 di leg pertama, Eto'o menjadi momok menakutkan bagi tim Bavaria. Pertandingan baru berjalan empat menit, Eto'o sudah melesakkan bola ke jaring gawang lawan. Bayern memang berhasil mengembalikan keunggulan dengan mencetak dua gol balasan. Tetapi di interval kedua pertandingan, Eto'o lagi-lagi memperlihatkan visi istimewa dengan menyumbang assist bagi Sneijder. Terakhir, aksinya mampu mengoyak pertahanan Bayern sebelum menyodorkan umpan manja yang diselesaikan sempurna oleh Goran Pandev.
Aksi Heroik di Final Coppa Italia
Inter musim lalu gagal menyamai prestasi treble dan mereka dipaksa menyerahkan dominasi di Italia kepada AC Milan, tetapi dua gol Eto'o masih sanggup memastikan gelar Coppa Italia 2011 berada di genggaman La Beneamata kala menekuk Palermo 3-1.
Aksi Eto'o pada pertandingan ini bisa disebut tidak terlalu cemerlang, tetapi tidak satupun yang bisa meragukan ketajamannya. Dua gol Eto'o tercipta melalui skema nyaris sama. Menerima umpan dari Sneijder, laju Eto'o tak tertahan barisan pertahanan lawan. Salah satu perayaan gol dilakukan Eto'o dengan berlari ke sudut lapangan sambil menepuk logo Inter.
FORZA INTER !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar